KEPEMIMPINAN
MAKALAH
Disusun
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Sekolah
Di susun oleh:
Candra
Santika
SMKTI DADAHA INFORMATIK
Jl.Gunung Jati No.32 Dadaha Tasikmalaya 46124
Telp.(0265) 33521
e-mail:dadaha_informatik@yahoo.com
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini di sahkan pada tanggal:
Hari : Rabu
Tanggal : 4 Desember 2012
Tempat : SMK TI Dadaha Informatik
Telah
diperiksa dan disetujui oleh :
Ketua Pelaksana, Penulis,
Khofi
Faturrosyidah Candra
Santika
NIS. 10111015 NIS.
11121026
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Kesiswaan,
Yusup Supriadi, SE., MM. Wendi April Roswendi, A. MD.
NIK.
050601001 050602001
ASTRAK
Pemimpin sejati fokus pada hal-hal
spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan
kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang
dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tetapi untuk melayani sesamanya.
Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan
penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
Pemimpin sejati senantiasa mau
belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek, baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dan sebagainya.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt,
Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul ”Kepemimpinan”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas
dati sekolah.
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin
adalah:
·
Seorang pemimpin bertanggung jawab
untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman
sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.
·
Seorang pemimpin bertanggungjawab
untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai
outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa
kegagalan.
·
Proses kepemimpinan dibatasi sumber,
jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam
upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya
kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan
menyelesaikan masalah secara efektif.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu demi terwujudnya makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, materi, sistematika, dan tekhnik
penulisan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca. Amin.
Tasikmalaya, 4 Desember 2012 penulis
DAFTAR
ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTAK
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar
Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan
Makalah..................................................................................... 2
C. Tujuan
Makalah......................................................................................... 2
D. Kegunaan
Makalah.................................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................... 4
A. Pengertian
Kepemimpinan........................................................................ 4
B. Kepemimpinan
Menurut Sejarah............................................................... 7
C. Analisa
Kepemimpinan............................................................................. 10
D. Pandangan
Kapemimpinan........................................................................ 11
E. Hal
Mendasar yang Perlu Untuk Kepemimpinan...................................... 14
F. Manajemen
Kepemimpinan....................................................................... 17
BAB II KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 18
A.
Kesimpulan................................................................................................ 18
B.
Saran.......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seperti
yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa
perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya
integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi
serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih
merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam
diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah
kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang
menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner
peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan
tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika
keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah
seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau
jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang
dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
Justru seringkali seorang pemimpin
sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan
ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan
bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang
pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah
sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin
konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor and
praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan,
semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan
sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati.
B. Rumusan Makalah
Bagaimana makalah
ini menjadi makalah yang baik semestinya serta dapat di mengerti dan di pahami
oleh guru yang bersangkutan.
C. Tujuan Makalah
1. Secara umum
makalah ini mempunyai tujuan untuk memperoleh gambaran pada proses pembelajaran
secara mandiri sekaligus menambah pengetahuan terutama dalam Kepemimpinan.
2. Secara khusus
makalah ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan dan menjelaskan materi
tentang kepemimpinan, sebagaimana yang telah di tugaskan kepada penulis.
D. Keguaan Makalah
Manfaat yang
diperoleh dari hasil makalah ini adalah memberikan masukan serta pengetahuan
tersendiri terutama pada penulis tentang pembuatan makalah sekaligus sebagai
bentuk pengajaran tersendiri bagi penulis. Secara praktis makalah ini
bermanfaat bagi:
1) Penulis untuk membuat makalah dengan
menggunakan teknik penulisan makalah.
2) Pembaca untuk menambah pengetahuan
tentang kepemimpinan dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses
perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang.
Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari
proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi
dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan
membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya
mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya
mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir
menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang
diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam
diri seseorang.
Banyak
pemimpin yang memiliki kemampuan metoda kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak
pernah diajarkan di sekolah-sekolah formal. Oleh karena itu seringkali kami
dalam berbagai kesempatan mendorong institusi formal agar memperhatikan
ketrampilan seperti ini yang kami sebut dengan softskill atau personal skill.
Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can
Leadership Be Taught. Jelas dalam artikel tersebut dibahas bahwa kepemimpinan
(dalam hal ini metoda kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka
yang memiliki karakter kepemimpinan. Ada tiga hal penting dalam metoda
kepemimpinan, yaitu: Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas.
Visi ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang
mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi
maupun sinergi berbagai keahlian dari orang-orang yang ada dalam organisasi
tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more powerfully than
a clear vision.
Pemimpin
sejati fokus pada hal-hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan
duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal
lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tetapi
untuk melayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang
penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek, baik
pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dan sebagainya.
Demikian
kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang menurut kami sangat
relevan dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh bangsa Indonesia.
Bahkan menurut Danah Zohar, penulis buku Spiritual Intelligence: SQ the
Ultimate Intelligence, salah satu tolok ukur kecerdasan spiritual adalah
kepemimpinan yang melayani (servant leadership).
Bahkan
dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate Luderman,
menunjukkan bahwa pemimpin-pemimpin yang berhasil membawa perusahaannya ke
puncak kesuksesan biasanya adalah pemimpin yang memiliki SQ yang tinggi. Mereka
biasanya adalah orang-orang yang memiliki integritas, terbuka, mampu menerima
kritik, rendah hati, mampu memahami orang lain dengan baik, terinspirasi oleh
visi, mengenal dirinya sendiri dengan baik, memiliki spiritualitas yang tinggi,
dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang
lain.
Visi
yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam
organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner, yaitu
memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara
sederhana adalah proses untuk membawa orang-orang atau organisasi yang
dipimpinnya menuju suatu tujuan (goal) yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan
tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi
untuk senantiasa tumbuh dan belajar, serta berkembang dalam mempertahankan
survivalnya sehingga bisa bertahan sampai beberapa generasi.
Pemimpin
yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikan ego dan kepentingan
pribadinya melebihi kepentingan publik atau mereka yang dipimpinnya.
Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun
tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat. Seorang pemimpin sejati selalu
dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri dan tidak mudah emosi.
Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang yang sangat responsive. Artinya dia selalu
tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian dari mereka
yang dipimpinnya. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi
dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya.
Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang
yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemampuan untuk
menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan
(termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya,
dan sebagainya), melakukan kegiatan sehari-hari (monitoring dan pengendalian),
dan mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
Tangan
Yang Melayani (Perilaku Kepemimpinan) Pemimpin sejati bukan sekedar
memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan dalam metoda
kepemimpinan, tetapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang
pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard tersebut disebutkan ada empat perilaku
seorang pemimpin, yaitu: Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang
dipimpinnya, tetapi sungguh-sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk
memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan dengan Firman
Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa
yang dipikirkan, dikatakan dan diperbuatnya.
B.
Kepemimpinan Menurut Sejarah
Apakah arti kepemimpinan? Menurut
sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian
kepemimpinan, antara lain:
1. Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, dalam
situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu
atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi,
yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
(Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses
yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama
(Rauch & Behling, 1984, 46)
4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni
atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati
segala keinginannya.
5. Kepemimpinan adalah suatu proses
yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan
dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques,
1990, 281).
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan
asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik
individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari
orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau
organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah
mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin
adalah:
·
Seorang
pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan
atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang
diluar organisasi.
·
Seorang
pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan
evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk
kesuksesan stafnya tanpa kegagalan
·
Proses
kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan
mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat
mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat
mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
·
Seorang pemimpin harus dapat
memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran hubungan antar perorangan,
dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim,
pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai
monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi
sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
Paling tidak menurut Ken Blanchard
dan kawan-kawan, ada sejumlah ciri-ciri dan nilai yang muncul dari seorang
pemimpin yang memiliki hati yang melayani, yaitu: Tujuan paling utama seorang
pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya.
Orientasinya adalah bukan untuk
kepentingan diri pribadi maupun golongannya tetapi justru kepentingan publik
yang dipimpinnya. Entah hal ini sebuah impian yang muluk atau memang kita tidak
memiliki pemimpin seperti ini, yang jelas pemimpin yang mengutamakan
kepentingan publik amat jarang kita temui di republik ini. Seorang pemimpin
sejati justru memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang
dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelompoknya.
Pemimpin yang melayani adalah
pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian dan harapan
dari mereka yang dipimpinnya.
C.
Analisa Kepemimpinan
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa
manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat
dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku
orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi
itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan,
yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi
diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat
seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Motivasi orang untuk berperilaku ada
dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi
ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri orang tersebut yang mendorongnya untuk
berperi-laku tertentu. Dalam hal semacam itu kepemimpinan adalah faktor luar.
Sedang motivasi intrinsik daya dorong untuk berperilaku tertentu itu berasal
dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi semacam ada kesadaran kemauan sendiri
untuk berbuat sesuatu, misalnya memperbaiki mutu kerjanya.
Dalam proses tersebut pimpinan
membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain,
memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang
diingini bersama. Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh
orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk
dapat meningkatkan mutu kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan
mempunyai peran yang sangat penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh
dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus
bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah
suatu keharusan yang mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang
dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu.
Dalam ilmu pendidikan ini masuk dalam kawasan affective.
D.
Pandangan
Kepemimpinan
- Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui
membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik
maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
·
Membawa
energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan
semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan
keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif
untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja
untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu,
seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
- Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang
lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan
mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti
dengan kepedulian.
- Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat
menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
- Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di
interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk
menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri
sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas,
kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
·
Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa
hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi
kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi
keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International
Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih
efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis
dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
- Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat
memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia
tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri
dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
·
Pemahaman
materi;
·
Memperluas
materi melalui belajar dan pengalaman
·
Mengajar
materi kepada orang lain;
·
Mengaplikasikan
prinsip-prinsip;
·
Memonitoring
hasil;
·
Merefleksikan
kepada hasil;
·
Menambahkan
pengetahuan baru yang diperlukan materi;
·
Pemahaman
baru; dan
·
Kembali menjadi diri sendiri lagi.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan
lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan
kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk
menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan
sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip
karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual,
tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).
E.
Hal mendasar
yang perlu untuk Kepemimpinan
Manajemen dilaksanakan dalam suatu organisasi
atau institusi tertentu yang pada tahap awal implementasinya organisasi itu
digerakkan oleh kepemimpinan yang sangat peduli pada mutu dan bertekad kuat
untuk membuat organisasinya itu selalu dan terus menerus meningkatkan mutu
kiner-janya, apakah itu dalam bentuk produk atau jasa. Kepemimpinan untuk MMT
itu memerlukan modal dasar dalam bentuk penguasaan tujuh mendasar yang
menyangkut kehidupan organisasinya.
a)
Organisasi
:
Mengapa organisasi yang dipimpinnya
ini ada dan untuk apa ? Jawaban ter-hadap pertanyaan yang sangat mendasar ini
perlu dikuasai secara baik oleh semua orang yang memegang tampuk kepemimpinan
dari suatu organisasi. Tanpa menguasai jawabannya secara baik diragukan apakah
mereka akan mampu mengarahkan orang-orang lain dalam organisasi itu ke tujuan
yang seharusnya.
b)
Visi
Akan menjadi organisasi yang bagaimanakah organisasi itu di
masa depan? Orang-orang yang memegang kepemimpinan perlu memiliki pandangan
jauh ke depan tentang organi-sasinya; mereka ingin mengembangkan organisasinya
itu menjadi organisasi yang bagaimana, yang mampu berfungsi apa dan bagaimana,
yang mampu memproduksi benda dan jasa apa dan yang bagaimana, serta untuk dapat
disajikan kepada siapa ? Visi ini seharusnya berjangka panjang, misalnya 10
tahun atau 25 tahun ke dapan, agar dapat memfasilitasi usaha-usaha perbaikan
mutu kinerja yang berkelanjutan.
c)
Misi
Mengapa kita ada dalam organisasi ini ? Apa tugas yang harus
kita lakukan ? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan visi
tersebut di atas. Bagaimana visi itu akan dapat diwujudkan ? Tugas-tugas pokok
apakah yang harus dilakukan oleh organisasi agar visi atau kondisi masa depan
organisasi tadi dapat diwujudkan. Rumusan tentang misi organisasi ini juga
seharusnya dapat dikuasai dengan baik dan jelas oleh orang-orang yang memegang
kepemimpinan agar mereka dapat memberi arahan yang benar dan jelas kepada
orang-orang lain.
d)
Nilai-nilai
Prinsip-prinsip apa yang diyakini sebagai kebenaran yang
berfungsi sebagai pedoman dalam menjalankan tugas organisasi, dan ingin agar
orang lain dalam organisasi juga mengadopsi prinsip-prinsip tersebut. Misalnya
mutu, fokus pada pelanggan, disiplin, kepelayanan adalah nilai-nilai yang
seharusnya dianut oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan MMT.
e)
Kebijakan
Ialah rumusan-rumusan yang akan disampaikan kepada
orang-orang dalam organisasi sebagai arahan agar mereka mengetahui apa yang
harus dilakukan dalam menyediakan pelayanan dan barang kepada para pelanggan.
Orang-orang yang memegang kepemim-pinan harus mampu merumuskan
kebijakan-kebijakan semacam itu agar orang-orang dapat menyajikan mutu seperti
yang diinginkan oleh organisasi.
f)
Tujuan-tujuan Organisasi
Ialah
hal-hal yang perlu dicapai oleh organisasi dalam jangka panjang dan jangka
pendek agar memungkinkan orang-orang dalam organisasi memenuhi misinya dan
mewujudkan visi mereka. Tujuan-tujuan organisasi itu perlu dirumuskan secara
kongkrit dan jelas.
g)
Metodologi
:
Adalah rumusan tentang cara-cara yang dipilih secara garis
besar dalam bertindak menuju pewujudan visi dan pencapaian tujuan-tujuan
organisasi. Metodologi ini terbatas pada garis-garis besar yang perlu dilakukan
dan bukan detil-detil teknik kerja.
Ketujuh hal yang sangat mendasar itu
perlu dikuasai dan dalam implementasi MMT hal itu akan dituangkan dalam
merumuskan rencana strategis untuk mutu. Tanpa kemampuan merumuskan ketujuh hal
itu secara spesifik dan mengkomunikasikannya kepada orang-orang dalam organisasi,
sulit bagi orang-orang itu untuk mewujudkan mutu seperti yang diinginkan.
F.
Manajemen
Kepemimpinan
Kepemimpinan lebih diarahkan kepada
kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak
memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerjasama
dalam kelompok-kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam
kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap ang-gota
dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan
individu, maka ma-sing-masing kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang
sebaik-baiknya, kalau perlu dengan menarik-narik teman sekelompoknya yang
kurang benar kerjanya.
Kepemimpinan Manajemen tidak selalu membuat keputusan
sendiri dalam segala hal, tetapi hanya melakukannya dalam hal-hal yang akan
lebih baik kalau dia yang memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada
ke-lompok-kelompok yang ada di bawah pengawasannya. Hal ini dilakukan terutama
untuk hal-hal yang menyangkut cara melaksanakan pekerjaan secara teknis.
Orang-orang yang ada dalam kelompok-kelompok kerja yang sudah mendapatkan
pelatihan dan sehari-hari melakukan pekerjaan itulah yang lebih tahu bagaimana
melakukan pekerjaan dan karenanya menjadi lebih kompeten untuk membuat
keputusan dari pada sang pimpinan.
Berikut ini butir-butir yang menggambarkan cara berfikir
pimpinan MMT tentang mutu.
1)
Perbaikan
mutu menghemat waktu dan uang.
Cara berfikir semacam itu berbeda
dengan cara berfikir konvensional yang biasa mengatakan bahwa perbaikan mutu
selalu memerlukan uang dan waktu. MMT diterapkan untuk jangka panjang, dan
perbaikan mutu tidak untuk sesaat tetapi untuk seterusnya dan selamanya.
Perbaikan mutu pada awalnya mungkin memerlukan dana, tetapi tidak selalu harus
demikian, sebab untuk mencapai mutu yang lebih baik mungkin diperlukan
pelatihan bagi orang-orang tertentu, atau memerlukan perbaikan peralatan dan
fasilitas kerja, meski inipin tidak selalu harus demikian. Sesudah investasi awal itu kemudian tidak diperlukan
lagi penge-luaran ekstra, bahkan dalam jangka yang agak panjang perbaikan mutu
itu malah akan menghasilkan penghematan uang dan waktu. Tujuan utama
diterapkannya MMT selain memuaskan pelanggan adalah efisiensi. Ini berarti
penghematan dari cara-cara sebelumnya, atau bekerja dengan biaya lebih rendah
tetapi dengan hasil yang lebih baik.
2)
Pekerjaan
adalah sistem terpadu dari beberapa proses.
Persepsi semacam ini jelas sangat
berbeda dengan cara berfikir kovensional yang melihat pekerjaan tidak sebagai
suatu sistem yang terpadu tetapi sebagai rangkaian peristiwa. Jika orang
melihat pekerjaan sebagai suatu sistem yang terpadu berarti masih tetap
mengakui adanya bagian-bagian dari pekerjaan yang terpisah, namun bagian-bagian
itu tetap berkaitan satu dengan lainnya dan memiliki hubungan saling
mempengaruhi dan saling bergantung (interdependent). Perguruan tinggi memiliki
bagian-bagian atau unit-unit, memiliki banyak jenis pekerjaan dan kegiatan,
serta memiliki banyak orang yang bekerja di dalam-nya. Jelas mereka tidak cukup
hanya dengan bekerja sendiri-sendiri secara terpisah, tetapi mereka harus
bekerjasama, berinteraksi satu sama lain, tolong menolong, saling melayani,
sebab hasil akhir dari perguruan tinggi itu adalah totalitas dari pekerjaan
semua bagian dan semua orang itu.
Bahkan mutu pekerjaan satu bagian
sering sangat tergantung pada mutu pekerjaan bagian lain yang merupakan masukan
bagi bagian yang pertama. Jadi agar suatu perguruan tinggi bermutu, semua
bagian, semua fungsi dan semua pekerjaan perlu diupayakan agar bermutu sebagai
satu sistem. Tidak cukup bila hanya salah satu atau beberapa bagian saja yang
bermutu. Namun dalam implementasinya bila tidak mungkin meningkatkan semua
jenis pekerjaan secara simultan, maka bisa ditempuh cara bertahap, yang dengan
cermat dipilih jenis-jenis pekerjaan mana yang secara strategis perlu
ditingkatkan mutunya lebih dahulu.
3) Pekerjaan
betapapun besar dan banyaknya bila tanpa kualitas tidak ada artinya.
Ini berarti bahwa kualitas atau mutu
pekerjaan lebih penting dari kuantitas atau jumlah. Dalam dunia pendidikan hal
itu jelas sekali. Suatu perguruan tinggi memiliki banyak dosen dan mahasiswa
tetapi yang pada umumnya tidak bermutu sebenarnya tidak banyak artinya bagi
perguruan yang mendambakan perguruan yang bermutu. Pendidikan yang tidak
bermutu betapapun banyaknya lulusan yang dikeluarkan kiranya tidak ada artinya
bagi kemajuan suatu bangsa dan negara.
4) Mutu
menyatu dengan cara kerja dari awal.
Mutu hasil kinerja yang berupa
barang atau jasa adalah hasil dari cara kerja yang diterapkan dalam pekerjaan.
Oleh karena itu cara kerja yang berupa prosedur dan proses kerja menjadi sangat
penting untuk menghasilkan kinerja yang bermutu. Prosedur dan proses kerja
sejak awal hingga akhir perlu dirancang dan ditentukan sedemikian rupa hingga
menjamin tercapainya mutu kinerja yang baik seperti yang diinginkan untuk dapat
memu-askan semau pelanggannya. Mutu barang atau jasa bukan sekedar hasil dari
pemeriksaan pada akhir proses kerja, melainkan menyatu dengan cara kerja dari
awal hingga akhir.
5) Mutu dapat dicapai melalui pelatihan yang lebih baik bagi karyawan yang telah ada plus kepemimpinan yang bermutu.
Salah satu kunci penting untuk
keberhasilan meningkatkan mutu secara berkelanjutan adalah pelatihan yang
relevan dan efektif. Semua karyawan dapat diharapkan meningkatkan mutu
kinerjanya bila telah mendapatkan pelatihan yang tepat, demikian pula semua
pemimpin dapat memimpin penyelenggaraan MMT dengan berhasil bila mendapatkan
pelatihan un-tuk itu. Cara berfikir semacam itu berbeda dengan cara berfikir
konvensional yang mengatakan bah-wa untuk mendapatkan mutu perlu (perekrutan)
karyawan yang lebih baik.
6) Mutu
yang cukup hanyalah bila semua pekerjaan menghasilkan yang terbaik.
Mutu se-macam itu memang tidak
mungkin dicapai dengan sekali usaha tetapi melalui usaha yang terus menerus
yang setiap kali diusahakan bisa mencapai perbaikan sedikit demi sedikit, yang
dalam jangka yang agak panjang akan bisa mencapai mutu yang sempurna. Inipun
pada waktunya dapat disempurnakan lagi sehingga sebenarnya usaha perbaikan mutu
tidak pernah ada akhirnya. Mutu memang tidak berbatas, selalu dapat
ditingkatkan. Pimpinan konvensional berfikir kalau 90% peker-jaan sudah
baik adalah sudah cukup. Di bidang pendidikan dan akademis standar mutu itu
jelas selalu bergerak ke atas dan harus selalu dikejar. Jadi jangan pernah
berhenti berusaha meningkatkan mutu kinerja.
7) Mutu
berarti perbaikan yang berkelanjutan.
Ini adalah cara berfikir sebagai
kelanjutan dan konsekuensi pemikiran tersebut pada butir ke-6 di atas. Ini
berbeda dengan konsep management by objective yang mengartikan mutu sebagai
pencapaian tujuan yang ditentukan sebelumnya. Kedua cara berfikir itu tidak
perlu dianggap berbeda bila pekerjaan dibagi-bagi menjadi beberapa tahapan dan
untuk setiap tahap ditentukan tujuannya yang selalu meningkat dari awal sampai
akhir.
8) Para
pemasok adalah mitra kerja.
Pekerjaan dalam suatu organisasi
selalu bersifat mengolah atau memroses masukan (barang, jasa dan/atau orang)
yang dipasok oleh orang lain. Mutu kinerja organisasi itu dipengaruhi oleh mutu
masukannya. Kalau organisasi itu memperlakukan para pemasok sebagai mitra
kerjanya, ia dapat mengharap mendapatkan mutu pasokan (masukan) yang baik.
Sebaliknya bila pemasok itu diperlakukan sebagai pesaingnya atau lawan
usahanya, maka para pemasok itu sulit diharapkan mau memasok masukan yang
bermutu. Jadi tidak benar bahwa mutu kinerja itu tidak ada kaitannya dengan
pemasok. Dalam bidang pendidikan tinggi, mahasiswa adalah masukan yang dipasok
oleh lembaga-lembaga pendidikan menengah. Sudahkah perguruan tinggi
memperlakukan sekolah-sekolah menengah itu sebagai mitra kerjanya?
9) Pelanggan
adalah bagian integral dari organisasi.
Mengapa demikian ? Karena sejak awal
pekerjaan organisasi itu direncanakan antara lain dengan mempertimbangkan
kebutuhan-kebu-tuhan dan harapan-harapan pelanggan. Jadi para pelanggan
(eksternal) itu sejak awal diharapkan memberi masukan kepada organisasi, dan
karena itulah mereka dikatakan merupakan bagian integral dari organisasi. Tanpa
memper-timbangkan kebutuhan dan harapan para pelanggan, tidak pernah diketahui
apakah hasil kerja itu akan bisa memuaskan pelanggan atau tidak. Jadi agar
organisasi dapat merencanakan kerja yang bermutu perlu para pimpinan organisasi
itu melihat para pelanggan sebagai bagian integral dari organisasi, dan bukan
sebagai orang-orang luar yang akan ditawari produk kerja organisasi.
Cara berfikir seperti digambarkan
pada sembilan butir di atas sangat perlu untuk diadopsi oleh para pimpinan yang
organisasinya menerapkan Manajemen untuk selalu bisa menggerakkan orang-orang
dan organisasinya meningkatkan mutu kerjanya secara berkelanjutan. Cara berfikir
tentang mutu semacam itu akan menjadi bagian dari kepribadian pemimpin yang
mendambakan mutu.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti
bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya
dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang
yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku
orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi
itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan,
yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi
diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat
seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
B. Saran
Penulis berharap dengan adanya
kegiatan penulisan ini dengan media berseri dapat dijadikan model pembelajaran
kreatif dan inovatif bagi siswa-siswi khususnya sisiwa-siswi SMK .
DAFTAR PUSTAKA
http://materibelajaronline.blogspot.com/2012/07/makalah-kepemimpinan.html